Teknik Dasar: Cahaya, Komposisi, dan Cerita
Kalau ada satu hal yang selalu saya ulang-ulang ke diri sendiri, itu adalah: cahaya dulu, aturan kedua. Komposisi bisa menolong, tapi tanpa cahaya yang menarik, foto mudah terasa datar. Saya sering memulai dengan mencari arah cahaya — golden hour untuk kulit yang lembut, blue hour untuk suasana melankolis, dan backlight untuk siluet yang dramatis. Aturan sepertiga masih kerja, tapi jangan takut centang-centang keluar dari aturan itu kalau cerita fotonya minta ditonjolkan.
Praktik sederhana: ambil sepuluh foto dari objek yang sama dengan hanya mengubah posisi sumber cahaya atau sudut. Nanti kamu akan melihat perbedaan besar meski objek tak berubah. Pengalaman pribadi: waktu pertama kali mencoba long exposure di pantai, kombinasi ND filter dan tripod mengubah ombak yang berisik jadi sapuan halus yang malah bikin mood lebih kuat.
Gimana Memilih Kamera dan Lensa?
Ini pertanyaan yang selalu muncul di DM. Jawabannya tidak universal, tapi bisa diperkecil berdasarkan gaya foto. Untuk landscape dan low-light saya suka sensor full-frame karena dynamic range-nya luas — Sony A7 III contohnya, cepat dan stabil. Untuk street photography saya pernah pakai Fujifilm X-T4; warnanya enak dan body-nya compact sehingga gak mengintimidasi subjek. Canon R6 juga bagus untuk yang butuh autofocus cepat dan warna yang mudah dikerjakan.
Untuk lensa, saya menyarankan satu prime 35mm atau 50mm untuk portrait/street dan satu zoom 24-70mm f/2.8 kalau mau fleksibilitas. Pengalaman saya: 35mm f/1.8 sering jadi lensa “keluar rumah” karena ringan dan tajam di bukaan lebar. Zoom profesional seperti 24-70 memang berat, tapi kerja satu paket untuk acara atau perjalanan panjang.
Ngobrol Santai soal Gear yang Hakiki
Gear itu penting, tapi jangan biarkan gear jadi alasan menunda motret. Saya pernah menunda perjalanan karena menunggu lensa baru, padahal hasilnya malah lebih banyak belajar dari ponsel sederhana. Yang benar-benar ngaruh: tripod stabil, filter ND untuk long exposure, dan baterai cadangan. Tripod murah yang kokoh aja bisa bikin perubahan besar untuk landscape atau foto malam.
Jujur saja, saya juga suka main-main dengan aksesoris: remote shutter untuk menghindari getar, rain cover buat jaga-jaga musim hujan, dan tas kamera yang nyaman untuk jalan seharian. Kalau mau lihat contoh foto dan set gear yang sering saya pakai, saya kadang menaruh seri kecil di gpphotos — bisa jadi referensi visual buat kamu juga.
Ide Visual untuk Dipraktikkan Minggu Ini
Butuh tugas praktik? Coba ini: hari Senin fokus pada silhouette — cari matahari terbenam, posisikan subjek di depan cahaya. Rabu, eksperimen shallow depth of field dengan bukaan besar (f/1.8-f/2.8). Jumat, long exposure: air yang bergerak, awan yang melintas. Setiap tugas bertujuan melatih satu aspek teknis sekaligus storytelling.
Saya pribadi suka membuat “15 menit project” saat sedang macet ide: pilih satu objek di rumah, eksplorasi 15 menit hanya dari satu sudut pandang berbeda. Kegiatan kecil ini sering melahirkan komposisi tak terduga yang akhirnya jadi favorit lama saya.
Penutup: Jadikan Foto Sebagai Catatan Hidup
Fotografi buat saya lebih dari teknis—ini cara mencatat hidup. Kamera dan gear hanya alat, yang paling penting adalah mata dan rasa ingin tahu. Jangan takut salah, coba banyak, dan simpan portofolio kecil sebagai pengingat perjalanan visualmu. Kalau mau inspirasi atau contoh portofolio dari berbagai gaya, kunjungi gpphotos; itu sering jadi referensi saya ketika butuh ide framing baru.
Selamat mengulik frame. Ambil kameramu, keluar, dan biarkan cahaya yang memimpin. Kalau mau, bagi cerita eksperimenmu—saya senang baca pengalaman orang lain juga.
Kunjungi gpphotos untuk info lengkap.